Betapa Indahnya Membuka Hati Masyarakat
Keterbukaan hati menerima perbedaan dan kekurangan, mendengar sanggahan,
memaafkan kesalahan, dan cinta damai, kunci utama keberhasilan dakwah.
Yang terbuka hatinya mampu menyikapi dan memecahkan masalah, meluruskan
yang bengkok dan menyambung yang patah, mengayomi dengan bijak,
merangkul yang jauh, menghangatkan suasana, menyakini titik temu (sikap
dan pikir) terdapat di pelbagai pintu kehidupan, sementara titik beda
dapat diperkecil lubangnya, ditutup rapat dan ditimbun dengan
benih-benih kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama.
Rasulullah Saw hamba Allah SWT yang paling terbuka menyikapi kehidupan;
terbuka mendengarkan keluh-kesah umat, meski itu datang dari rakyat
jelata, terbuka menerima perbedaan, meski itu datang dari musuh-musuh
Islam yang tidak diragukan lagi kebencian dan kedengkian mereka terhadap
keberhasilan dakwahnya, merangkul semua pecinta dan perindunya dari
sahabat tanpa membedakan kasta
dan derajat sosial mereka, terbuka menerima ejekan dan penghinaan yang
lahir dari kebodohan mereka terhadap hakikat syariat, dan terbuka
memberi maaf, meski itu sulit dimaafkan menurut kita, orang-orang awam.
Seseorang yang terbuka menerima perbedaan, boleh jadi menemukan kejanggalan di hatinya tatkala ingin memberi maaf. Dia
dengan ringan membuka hati mendengar dalil dan argumen lawan, tetapi
belum tentu hatinya lapang memaafkan orang-orang yang pernah
menginjak-injak kehormatan dirinya. Telinga tidak punya beban menyimak,
tetapi lidah kadang terasa berat mengucap kata maaf dan tangan seperti
terpaku oleh sikap dingin yang enggan diulurkan memberi maaf. Tetapi,
fitrah Rasulullah Saw melampaui semua sifat-sifat tersebut yang lumrah
ditemukan di masyarakat awam dan mencontohkan keterbukaannya untuk
diteladani umat di kemudian hari. Sungguh, ini keistimewaan tersendiri terhadap etika gaul dan muamalah Rasulullah Saw yang menakjubkan.
0 komentar:
Posting Komentar